Sabtu, 01 Maret 2014

"Merayakan Kematian, Memaknai, dan Memberi Arti untuk Kehidupan"




LOMBA KARYA TULIS FILSAFAT 2014
 
Makna Pasca Kematian Dalam Perspketif  Nalar
"Merayakan Kematian, Memaknai, dan Memberi Arti untuk Kehidupan"

Seperti halnya kelahiran, kematian memiliki pertanyaan-pertanyaan nalar yang terus menerus menjadi kajian dan perdebatan. Ketika makna kematian dalam konteks religi sudah dianggap selesai, tidak demikian halnya dalam ranah nalar. Dalam konteks teistis, kematian merupakan proses yang rasional. Titik pijaknya jelas, harus ada hari pembalasan sebagai penyeimbang antara kebakan dan keburukan. Dan, kematian dimaknai sebagai fase menuju hari pembalasan. Nalar teistis berontak, bagaimana mungkin ketika seseorang hidup di dunia, melakukan pembunuhan (misalnya) sampai akhir hidupnya pembunuhan tersebut tidak pernah terungkap? Tentu harus ada proses penyeimbangan di dunia pasca kematian untuk mempertanggung jawabkan tindakannya. Sementara, untuk yang masih meragukan adanya fase kehidupan pasca kematian karena sedikit sulit menerima kepastian adanya kehidupan pasca kematian. Mungkin eksplanasi religi menjadi muara antitesis terhadap pemikiran ini. Namun keduanya tetap menarik untuk dinarasikan secara rasional. Pertanyaan-pertanyaan seputar pasca kematian mungkin pernah terbesit. Namun, seolah-olah hal itu sudah 'take for granted' harus diterima sebagaimana adanya. Saya mengundang teman-teman untuk merefleksikannya dalam suatu tulisan (maksimal 5 halaman dalam satu spasi). Semua tulisan akan digabung untuk diterbitkan menjadi buku dibawah judul "Merayakan Kematian, Memaknai, dan Memberi Arti Kehidupan ". Tulisan ditunggu paling lambat 17 Juni 2014 dan dikirim ke email wagiman2014@gmail.com. Email yang sudah masuk akan segera direspon!