LOMBA KARYA TULIS FILSAFAT 2014
Makna Pasca Kematian Dalam
Perspketif Nalar
"Merayakan
Kematian, Memaknai, dan Memberi Arti untuk Kehidupan"
Seperti halnya kelahiran, kematian memiliki pertanyaan-pertanyaan
nalar yang terus menerus menjadi kajian dan perdebatan. Ketika makna kematian
dalam konteks religi sudah dianggap selesai, tidak demikian halnya dalam ranah
nalar. Dalam konteks teistis, kematian merupakan proses yang rasional. Titik
pijaknya jelas, harus ada hari pembalasan sebagai penyeimbang antara kebakan
dan keburukan. Dan, kematian dimaknai sebagai fase menuju hari pembalasan.
Nalar teistis berontak, bagaimana mungkin ketika seseorang hidup di dunia,
melakukan pembunuhan (misalnya) sampai akhir hidupnya pembunuhan tersebut tidak
pernah terungkap? Tentu harus ada proses penyeimbangan di dunia pasca kematian
untuk mempertanggung jawabkan tindakannya. Sementara, untuk yang masih
meragukan adanya fase kehidupan pasca kematian karena sedikit sulit menerima
kepastian adanya kehidupan pasca kematian. Mungkin eksplanasi religi menjadi
muara antitesis terhadap pemikiran ini. Namun keduanya tetap menarik untuk
dinarasikan secara rasional. Pertanyaan-pertanyaan seputar pasca kematian
mungkin pernah terbesit. Namun, seolah-olah hal itu sudah 'take for granted'
harus diterima sebagaimana adanya. Saya mengundang teman-teman untuk
merefleksikannya dalam suatu tulisan (maksimal 5 halaman dalam satu spasi).
Semua tulisan akan digabung untuk diterbitkan menjadi buku dibawah judul
"Merayakan Kematian, Memaknai, dan Memberi Arti Kehidupan ". Tulisan
ditunggu paling lambat 17 Juni 2014 dan dikirim ke email wagiman2014@gmail.com. Email yang sudah masuk akan segera
direspon!