Senin, 19 Juli 2010

[Tasawuf] Jangan lupa syariat.......?

[Tasawuf] Jangan lupa syariat.......?
Diunduh dari: http://www.mail-archive.com/tasawuf@indoglobal.com/msg00763.html

Coba kalau di tasawuf Islam, ayat Qur`an dan Hadits dihilangkan, syariat tidak
dipakai,

Apakah ini baru merupakan hipotesis, atau sudah penilaian final yang tak
diubah lagi? Kalau masih hipotesis, kita masih bisa bersama-sama mengujinya,
tapi kalau sudah final, ya silakan saja meyakini kesimpulan anda. Saya tidak
melihatnya demikian.

Jangan masalah pencarian kitab suci donk yang dibandingkan, saya ngerti kok
rekan-rekan tasawuf di milis ini tidak sedang cari kitab suci ke barat. Dan
saya juga yakin kok disini tidak ada siluman Kerbau dan siluman Babi seperti
di film tersebut.

Tasawuf itu mencari 'kitab suci', mas! Kitab suci yang tidak bisa dibaca
dengan panca-indera.
Rasanya kok tokoh-tokoh siluman itu ada di antara kita. Saya sendiri memiliki
karakter buruk seperti kera itu: gemar berantem dan mau menang sendiri.

Saya berusaha mengingat:
"Tidaklah mereka beragama melainkan dengan persangkaan belaka"
"Kalau tidak engkau beri petunjuk niscaya aku termasuk ke dalam golongan yang
sesat"

apa itu petunjuk?
untuk apa?

Mungkin apa itu kitab suci itu sendiri kita belum memahaminya? kalau ada yang
memahaminya tolong dijelaskan.
dituliskan juga "beriman kepada kitab yang tewlah diturunkan sebelumnya"
mari kita renungkan apa itu kitab yang diturunkan sebelumnya?
apa makna beriman? apa hanya bisa dikatakan: kitab X bukan dari tuhan, kitab Y
sudah banyak dirubah orang. kalau memang iya bagaimana kita yakin dengan
pertanggungjawabanya. atau hanya mengikuti
itu kata si anu,
itu terdapat dalam kitab anu,
atau itu hanya persangkaan kita saja?
sesuatu yang sangat tepat untuk kita renungkan sambil berharap petunjuk-Nya!
Bagaimana itu yakin bahwa benar petunjuk-Nya? Jangan-jangan cuma persangkaan
kita belaka???


Nah, inilah yang saya maksud. Harus ilmiah !! Apakah kita dapat
meng-ilmiah-kan / me-logika-kan / me- metodologi-kan semua ajaran Alloh.
Bukankah ajaran Alloh itu bila kita tulis dengan seluruh air laut di bumi
ini sebagai tintanya masih kurang. Apakah mursyid dalam tasawuf itu sudah
terjamin bahwa pengetahuannya sudah melebihi atau sama dengan ajaran Alloh,
sehingga dapat meng-ilmiah-kan semua ajaran Alloh??

Sebagai contoh ekstrim ayat Alif lam mim, kan tidak ada yang tahu artinya
kecuali Alloh.

Dalam tasawuf, Allah diyakini tidak lebih jauh dari urat leher kita sendiri,
namun kita sendiri jauh dari-Nya. Kalau kita mendekat kepadanya, sebegitu
dekat hingga derajat tertentu, kita akan ditulari ilmunya: setitik di antara
lautan itu cukuplah sudah bagi kita.
Metodologi yang kita sebut-sebut itu mengacu pada bagaimana cara kita
mendekatkan diri hingga memperoleh setetes ilmu itu. Jadi bukan ilmu Allah
sendiri yang diilmiahkan, tetapi prosedurnya. Fakta ilmu apapun, termasuk ilmu
Allah, selama diperoleh melalui suatu metodologi yang jelas, ia disebut
ilmiah.

Kita memang berawal dari otak yang terdapat dikepala kita, itu bekal awal
semuanya dapat. apa terus berhenti di situ. merasa cukup?
kemana sih kitab itu diturunkan?
di otak?
logika?
ilmiah? apakah sudah yakin benar?
"tidakkah kamu memikirkannya?"
apakah selama ini kita sudah mikir? apakah benar cara kita mikir? atau hanya
ikut persangkaan belaka!!! sebenarnya dengan apa sih 'mikir' itu?
seyogyanya mari kita buka kitab lagi
kalau 'ilmu' itu menetes, kemana akan menetes?
apakah ilmu itu?
tidakkah selama ini kita mengebiri makan ilmu itu sendiri?
supaya p[as dengan akal kita?
"tanpa petunjuknya niscaya aku sesat"
sudahkah kita siapkan wadahnya, atau kita terlalu tinggi dengan logika kita
sehingga tidak ada ceruk untuk menampung tetesan ilmu!!
Siapa bilang Alif, laam, miim, tidak ada yang tahu artinya???
Benar, tidak ada yang tahu?
atau karena terlalu tinggi ilmiah kita sehingga tak ada tempat untuk menampung
tetesan ilmu!!!


Bukankah kita sebagai muslim diperintah supaya beriman. Apa
beriman itu, iman ialah percaya. Bagaimana kepercayaan itu, kepercayaan itu
dalam arti kita harus percaya TITIK, THAT`S ALL, FINISH. Tidak peduli ilmu
kita sudah mencapainya atau tidak, kita harus percaya. Memang dengan dapat
mengetahui asal-usul, sebab, arti, makna dan sebagainya itu dapat membuat
kita lebih khusuk. Nah, apakah keterangan-keterangan itu sudah sesuai dengan
apa yang dimaksud Alloh?? Bukankah lebih aman keterangan-keterangan itu
dicari dari Nabi Muhammad melalui hadits, dimana Nabi menerima keterangan
langsung dari Alloh melalui Malaikat Jibril.

Ya, lebih aman begitu bagi orang yang tidak menguasai metodologi tasawuf dan
tidak berminat menjalankannya. Tetapi Allah menciptakan manusia selalu
berpasangan: lelaki-perempuan, tampan-memble, tinggi-pendek, dermawan-pelit,
dll, termasuk yang anti dan pro tasawuf. Bayangkan kalau lelaki dan perempuan
itu selalu saling mengenyahkan dan merasa benar sendiri - bukankah runyam
dunia ini. Begitu pula yang anti dan pro tasawuf, biarlah berjalan
sendiri-sendiri menurut sunnatullah. Saling mengingatkan dengan cara yang haq;
itulah mungkin yang terbaik.

Dalam pandangan saya, tasawuf tidak akan merusak iman, tetapi justru akan
mempertebal iman. Iman itu adalah percaya meskipun tidak melihat. Nah, kalau
kita mula-mula meyakini melalui iman bahwa ada api yang panas, lalu kita
mendekat ke api itu dan merasakan bagaimana jari kita dijilat api - maka hal
ini sama sekali tidak merusak iman itu. Sebaliknya, pemahaman kita tentang api
menjadi semakin luas, tidak hanya sebatas apa yang diceritakan orang.
Demikianlah gambaran tasawuf. Neraka dan sorga bukan lagi gambaran dalam
angan-angan, tetapi benar-benar dirasakan.

SIAPA BILANG iman itu percaya!!! dan titik!!!! terus beres!!!
SIAPA YANG BILANG???
"katakanlah kamu belum beriman tetapi kami telah tunduk!, karena iman itu
belum masuk ke dalam dadamu"
apa itu iman?,
apa itu dada?,
bagaimana iman akan masuk?
tidak kah kita mau mencarinya?
mungkin kita perlu membersihkan dada kita, MEMBERSIHKAN, bukan ingin
membersihkan dada atau tahu tentang kebersihan dada atau membaca tentang
kebersihan dada ataungobrol tentang membersihkan dada atau menulis tentang
membersihkan dada atau merasa membersihkan dada apa saja sebatas sekali lagi
prasangka membersihkan dada tetapi bener-bener MEMBERSIHKAN dada? dengan
harapan kalau-kalau dada kita akan dijadikan-Nya seceruk wadah sehingga
bisalah kiranya tetesan ilmu itu bersemayam pada tempatnya.



Mungkin anda menjawab, Lho silsilah tasawuf langsung berhubungan dengan
Nabi. Jadi apa yang diajarkan sesuai dengan Nabi. Namun rekan-rekan disini
masih belum jawab tentang silsilah thareqot dimana ditengah-tengahnya
sanadnya terputus, dimana antara guru yang satu dengan muridnya, terpisah
kehidupannya. Terus dijawab tersambung melalui roh. Apakah ini ilmiah??

Tidak semua aliran tasawuf mengandalkan silsilah itu. Aliran saya sendiri
termasuk tidak bertali silsilah dengan Nabi. Kuncinya sebenarnya terletak pada
metodologi yang dipakai oleh tiap aliran. Apakah metode yang diterapkan telah
terbukti membuahkan hasil dengan baik tanpa efek samping.

APA SIH SILSILAH itu? kalau dalam ajaran memang tertulis demikian, apasih
makna yang sebenarnya? sekali lagi kawan, tidak cukup dengan logika.
"sesungguhnya kitab ini diturunkan ke dalam dada orang yang diberi ilmu"
sekali lagi apa sih maksud silsilah? apa nggak ada pengertian lain?

Lho saya khan bukan orang tasawuf, jadi saya tidak bisa donk nulis kajian
Tasawuf.

Saya pernah mengingatkan seorang rekan. Tasawuf itu ibarat jalan raya. Okelah
kalau anda berminat untuk ikut arus. Tapi kalau anda hanya berdiri di pinggir
jalan, nonton kelakuan orang lewat, nguping apa yang mereka bicarakan, ini
bisa berbahaya. Sebaiknya anda pulang ke rumah. Ikuti ajaran guru agama anda.
Ini lebih aman.

Siapa sih yang membikin organisasi tasawuf, sehingga bisa dikatakan saya bukan
tasawuf? atau saya ini orang tasawuf?
apasih tasawuf itu?
mari kita renungkan kembali apa sih tasawuf, apa sih ayariat itu?

Nah, anda sendiri yang jawab. CUKUP. Jadi syariat yang benar sudah
segalanya. Yang tidak cukup ialah yang belum mempelajari Qur`an dan Hadits
secara benar. Bila pelajari benar, muslim sudah tahu puasa bukan hanya tidak
makan minum, zakat harus iklas dan sebagainya Bagaimana iklas itu, nabi
menjawab dalam haditsnya, dll.
Cara sholat khusyu` di hadits juga ada..

syariat sudah cukup!!, cukup untuk apa? sudah puas? sudah paham betul?
nanti nyesal lho?
atau bisa kita mulai dengan mencari dalam kitab jawaban dari:
agama itu apa? bagaimana beragama?
islam itu apa? siapa yang islam? bagaimana ber-islam?
iman itu apa? siapa yang beriman? bagaimana beriman? untuk apaiman itu? apa
selanjutnya setelah iman?

Ya, benar. Masalahnya, kita perlu jujur: kita sudah bisa apa belum dalam
khusyu, ikhlas, ridha dll. sesudah sekian lama?

setelah itu mungkin kita tanyakan
apa itu ikhlas? siapa mereka? bagaimana mereka?
apalagi tentang ridha!

Ya Allah sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkara ini,
ampunilah hamba dengan segala kebodohan hamba
janganlah Kau biarkan hamba mengajari dan mengatur diri hamba sendiri
bimbinglah hamba yaa Allah,
tetapi hamba pun tidak yakin apakah hamba siap Engkau bimbing.
Ampunilah hamba yaa Allah
tunjukilah hamba, karena tanpa petunjuk-Mu niscaya hamba masuk ke dalam kaum
yang sesat.
ampunilah hamba yaa Allah,
karena ini mungkin hanya rampokan hamba terhadap munajat kepada-Mu,
mungkin hanya ocehan hamba, hanya pikiran hamba, obsesi hamba, atau hanya
prasangka hamba semata,
tunjukilah hamba jalan kepada-Mu yaa Allah dan berilah hamba kemampuan untuk
mengikuti petunjuk-Mu.
amin

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar